Jumat, 26 Mei 2017

Ramadhan Bertabur Syukur

Ramadhan tiba, Ramadhan tiba, Marhaban ya Ramadhan, Marhaban ya Ramadhan
Marhaban ya Ramadhan, Marhaban ya Ramadhan ♫♪ (Singed by opick)

Satu pertanyaan yang jawabannya sungguh sulit untuk dipikirkan. Hadiah pertahun apa lagi yang lebih besar daripada kehidupan yang diizinkan-Nya berlanjut hingga di bulan Ramadhan? Saking berharganya Bulan Ramadhan itu, sangat perlu rasanya sehari setelah idul fitri untuk lansung memulai memanjatkan doa agar disampaikan lagi umur pada Ramadhan selanjutnya. Kebaikan dari sesuatu yang bernama Ramadhan ini semoga selalu melekat rapat pada jiwa-jiwa yang penuh sukacita dalam menyambutnya, pun sarat perjuangan dalam menjalaninya.

Ramadhan tidak memiliki perbedaan rahmat dan kebaikan sedikitpun di tiap tahunnya. Yang menjadikannya berbeda hanyalah perjuangan masing-masing jiwa dalam menjalaninya. Dulu saat masih duduk di bangku SD, saya selalu menyebut bulan Ramadhan adalah bulan puasa. Lamat-lamat mendalami apa yang menjadi keistimewaan Ramadhan, saya pun diliputi takjub bahwa bulan ini lebih dari sekedar makna artifisial “bulan puasa”. Didalamnya banyak ampunan, didalamnya ada keinginan besar membenahi diri, didalamnya jiwa-jiwa yang fitrahnya serakah menjadi terlatih untuk merendah, didalamnya ada ukhuwah, didalamnya sepertiga malam menjadi hidup, didalamnya makanan tertata-tata menimbun rahmat, didalamnya jiwa siapa saja mencak-mencak diliputi syukur.

Saat ini masjid sedang berdentum-dentum menyuarakan Al-fatihah pada malam pertama taraweh. Tamu bulanan yang datang tiba-tiba ini menjadikan saya harus sedikit berlapang dada untuk tidak melakukan ibadah puasa dan shalat taraweh di awal ramadhan. Tapi kebahagiaan atas sampainya umur di bulan ramadhan sungguh lebih dari ini. Semoga akan disampaikan lagi menemui hari fitri bersama mama, bapak juga partner membungkus es manis, partner mengambil air di sumur 10 tahun lalu. Ya Allah betapapun banyak kesalahanku memilih jalan, kegegabahanku mempelesetkan ketetapanmu padaku, kepayahanku mencapai taat juga kurangnya pengendalian imanku, dulu dan sekarang, maafkan aku. Aku takut engkau murka dan mencabut ridho-Mu pada hidupku. Izinkanku menjadi hamba yang penuh rasa rendah hati, lebih jujur dalam mengelola hati dan lisan, pun mudah mengelola akal, nafsu juga tindakan agar menjadi lebih bijak, agar bias seluruh sifatku yang menyia-nyiakan usia.

Ramadhan tahun ini, saya berharap dapat menjadi pribadi yang lebih baik, yang tidak meletup-letup saat dihadapkan ujian. Tahun ini juga beberapa bisnis akan dijalankan untuk mempercepat kembalinya uang tabungan yang terasa raib, seperti digunakan untuk sesuatu yang tidak semestinya digunakan. Bagi beberapa orang mungkin jumlahnya terbilang kecil. Tapi peluhku mengumpulkannya luar biasa besar. Dan lagi-lagi ini kuanggap pembelajaran, bahwa ketika memutuskan sesuatu haruslah menggunakan akal beberapa kali, bukan memakai perasaan apalagi nafsu untuk hebat-hebatan.

Menyambut ramadhan tahun ini juga, kesehatan sedang diuji. Lambung mengalami kepayahan oleh luka yang barangkali tersayat-sayat. Jika beberapa orang mengalami patah hati, saya dapat dinamakan mengalami patah lambung. Kebiasaan selama 7 bulan jauh dari kampung halaman adalah makan nasi sekali sehari menimbulkan apa yang dinamakan dokter sebagai gastritis. Finally, bubur dan obat radang menjadi teman lidah beberapa hari kedepan. Get well soon for myself.. aamiin..

Sebenarnya tadi hanya ingin menulis sesuatu yang berhawa motivasi untuk wake up di bulan Ramadhan, tapi bukan ipa namanya jika tidak curhat habis-habisan di area yang sebenarnya bukan menjadi niat awal. Lansung saja yak, ini ada paper yang bisa dijadikan sahabat selama ramadhan ini. Semacam pegangan personal untuk melihat progress ibadahmu sendiri. Semacam pembakar semangat untuk menceklis kesanggupan beribadah dan semacam penghilang kepercayaan diri jika banyak kolom yang dibiarkan kosong, Dibuatnya tahun lalu tapi hanya dishare kepada orang-orang tertentu. Sebagian barangkali menganggap ini adalah sesuatu yang kekanak-kanakan, tapi kamu tidak perlu meminta tanda tangan penceramah taraweh kok. Semua orang memiliki cara tersendiri untuk mengumpulkan semangat kepada Lillah, yang terpenting tidak dalam rangka untuk ditunjukkan kepada manusia, karena yang diharapkan hanyalah ridho-Nya saja.

Selamat ramadhan 1837 H. Saat mengenal ipa dan meyakini ada kesalahan yang kubuat didalamnya, ada utang, ataupun janji yang belum ditepati mohon kontak saya secara personal. Mohon bantu saya untuk berproses menuju keridhoan-Nya. Saya akan berusaha untuk menepati dan membayarnya, jikapun tidak, maka saya akan mengusahakan agar semuanya dapat terselesaikan hanya demi maaf untuk bisa didapat. Happy fasting, fighting!!!!


Download paper that i mean before :




Tidak ada komentar:

Powered By Blogger