Ramadhan
tiba, Ramadhan tiba, Marhaban ya Ramadhan, Marhaban ya Ramadhan
Marhaban
ya Ramadhan, Marhaban ya Ramadhan ♫♪ (Singed by opick)
Satu pertanyaan yang
jawabannya sungguh sulit untuk dipikirkan. Hadiah pertahun apa lagi yang lebih
besar daripada kehidupan yang diizinkan-Nya berlanjut hingga di bulan Ramadhan?
Saking berharganya Bulan Ramadhan itu, sangat perlu rasanya sehari setelah idul
fitri untuk lansung memulai memanjatkan doa agar disampaikan lagi umur pada
Ramadhan selanjutnya. Kebaikan dari sesuatu yang bernama Ramadhan ini semoga selalu
melekat rapat pada jiwa-jiwa yang penuh sukacita dalam menyambutnya, pun sarat
perjuangan dalam menjalaninya.
Ramadhan tidak memiliki
perbedaan rahmat dan kebaikan sedikitpun di tiap tahunnya. Yang menjadikannya
berbeda hanyalah perjuangan masing-masing jiwa dalam menjalaninya. Dulu saat
masih duduk di bangku SD, saya selalu menyebut bulan Ramadhan adalah bulan
puasa. Lamat-lamat mendalami apa yang menjadi keistimewaan Ramadhan, saya pun
diliputi takjub bahwa bulan ini lebih dari sekedar makna artifisial “bulan
puasa”. Didalamnya banyak ampunan, didalamnya ada keinginan besar membenahi
diri, didalamnya jiwa-jiwa yang fitrahnya serakah menjadi terlatih untuk merendah,
didalamnya ada ukhuwah, didalamnya sepertiga malam menjadi hidup, didalamnya
makanan tertata-tata menimbun rahmat, didalamnya jiwa siapa saja mencak-mencak
diliputi syukur.
Saat ini masjid sedang
berdentum-dentum menyuarakan Al-fatihah pada malam pertama taraweh. Tamu
bulanan yang datang tiba-tiba ini menjadikan saya harus sedikit berlapang dada
untuk tidak melakukan ibadah puasa dan shalat taraweh di awal ramadhan. Tapi
kebahagiaan atas sampainya umur di bulan ramadhan sungguh lebih dari ini.
Semoga akan disampaikan lagi menemui hari fitri bersama mama, bapak juga partner
membungkus es manis, partner mengambil air di sumur 10 tahun lalu. Ya Allah
betapapun banyak kesalahanku memilih jalan, kegegabahanku mempelesetkan
ketetapanmu padaku, kepayahanku mencapai taat juga kurangnya pengendalian
imanku, dulu dan sekarang, maafkan aku. Aku takut engkau murka dan mencabut
ridho-Mu pada hidupku. Izinkanku menjadi hamba yang penuh rasa rendah hati, lebih
jujur dalam mengelola hati dan lisan, pun mudah mengelola akal, nafsu juga
tindakan agar menjadi lebih bijak, agar bias seluruh sifatku yang
menyia-nyiakan usia.
Ramadhan tahun ini, saya
berharap dapat menjadi pribadi yang lebih baik, yang tidak meletup-letup saat
dihadapkan ujian. Tahun ini juga beberapa bisnis akan dijalankan untuk
mempercepat kembalinya uang tabungan yang terasa raib, seperti digunakan untuk
sesuatu yang tidak semestinya digunakan. Bagi beberapa orang mungkin jumlahnya terbilang
kecil. Tapi peluhku mengumpulkannya luar biasa besar. Dan lagi-lagi ini
kuanggap pembelajaran, bahwa ketika memutuskan sesuatu haruslah menggunakan
akal beberapa kali, bukan memakai perasaan apalagi nafsu untuk hebat-hebatan.
Menyambut ramadhan tahun
ini juga, kesehatan sedang diuji. Lambung mengalami kepayahan oleh luka yang
barangkali tersayat-sayat. Jika beberapa orang mengalami patah hati, saya dapat
dinamakan mengalami patah lambung. Kebiasaan selama 7 bulan jauh dari kampung
halaman adalah makan nasi sekali sehari menimbulkan apa yang dinamakan dokter
sebagai gastritis. Finally, bubur dan obat radang menjadi teman lidah beberapa
hari kedepan. Get well soon for myself.. aamiin..
Sebenarnya tadi hanya ingin
menulis sesuatu yang berhawa motivasi untuk wake up di bulan Ramadhan, tapi
bukan ipa namanya jika tidak curhat habis-habisan di area yang sebenarnya bukan
menjadi niat awal. Lansung saja yak, ini ada paper yang bisa dijadikan sahabat
selama ramadhan ini. Semacam pegangan personal untuk melihat progress ibadahmu
sendiri. Semacam pembakar semangat untuk menceklis kesanggupan beribadah dan
semacam penghilang kepercayaan diri jika banyak kolom yang dibiarkan kosong,
Dibuatnya tahun lalu tapi hanya dishare kepada orang-orang tertentu. Sebagian
barangkali menganggap ini adalah sesuatu yang kekanak-kanakan, tapi kamu tidak
perlu meminta tanda tangan penceramah taraweh kok. Semua orang memiliki cara
tersendiri untuk mengumpulkan semangat kepada Lillah, yang terpenting tidak dalam
rangka untuk ditunjukkan kepada manusia, karena yang diharapkan hanyalah
ridho-Nya saja.
Selamat ramadhan 1837 H.
Saat mengenal ipa dan meyakini ada kesalahan yang kubuat didalamnya, ada utang,
ataupun janji yang belum ditepati mohon kontak saya secara personal. Mohon
bantu saya untuk berproses menuju keridhoan-Nya. Saya akan berusaha untuk menepati
dan membayarnya, jikapun tidak, maka saya akan mengusahakan agar semuanya dapat
terselesaikan hanya demi maaf untuk bisa didapat. Happy fasting, fighting!!!!
Download paper that i mean before :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar