Good Bye.. I really lost you.. |
Ke Blitar mengunjungi kampung coklat,
mengarungi Jawa Timur bagian wilayah administratif Kabupaten Blitar seharian
dan sepulangnya saya hanya ingin mengatakan “Rest In Peace for the first of my
gamis, huhuhuhu”
Berbicara seputar gamis, memutuskan memakai
gamis tidak lantas membuatku membuang pakaian-pakaian potongan yang ada. Mereka
semua kupilah-pilah sesuai dengan pemahamanku tentang validitas sebuah syar’i.
Baju dan rok ketat tentu dieliminasi. Perihal jeans, sejak sibuk mengurus Tugas
Akhir pas kuliah kemarin memang sudah dimuseumkan semua tanpa sisa, dipulangkan
kekampung, disimpan di tempat penyimpangan yang terdalam, semoga dimakan tikus
dengan harapan semoga dosa saya saat memakainya juga ikut termakan.. makan yang
banyak yah kuss --_--
Kembali ke persoalan blitar. Saya dan teman ke Blitar
menggunakan sepeda motor sewaan 50 ribu/ 12 jam (helmnya Alhamdulillah masih
gratis but bensinnya kosong..hhh). Sebenarnya niat kesana sama sekali tidak
direncanakan dari awal, niat itu baru terbersit pas nasi telur dadar habis di
meja sarapan, entahlah mungkin sebatas ingin merefreshkan fikiran sehabis
Actual Test kemarin.
Nah jadilah kami ke Blitar dengan sasaran
Destinasi Wisata “Kampung Coklat”
Untuk mengetahui rute perjalanan kesana, saya
mengandalkan GPS (saya anak PWK UINAM lho dan selalu tersesat dimanapun 0.0). Ngomong-ngomong soal kampung coklat,
tempatnya mengasyikkan sekali. Disana ada kebun kakao, terapi ikan, kolam renang,
wahana bermain anak-anak, dan terakhir semuanya penuh dengan coklat, ada minuman
coklat, mie coklat, cilok coklat, cuma kulit saya saja yang belum coklat..wkwkwk. Soal coklat, saya suka akan tetapi
tidak begitu fanatik. Hal yang kuketahui dari artikel kesehatan, coklat itu
memiliki antioksidan yang tinggi juga merupakan makanan penghilang rasa galau, membuat pengkonsumsi cokelat merasa nyaman, dapat
memperbaiki mood, mengurangi kelelahan sehingga bisa digunakan sebagai obat
anti-depresi. Bagi yang resah menanti datangnya jodoh, banyakin berdoa dan makan coklat yah. wkwkw
Oleh-Oleh Khas Blitar |
Pas makan malam di tempat perjalanan pulang,
saya baru menyadari kalo gamis yang saya kenakan sudah bolong seperti luka
bakar. Kasian..padahal gamis yang kupunya hanya ada dua, alhasil gamis yang satunya
menjadi lonely. Sepertinya kena panas mesin motor. Maklum teman yang bawa motornya
seperti punya dua nyawa, dan maklum juga pas dibonceng saya suka mengkhayalkan banyak hal, lupa kalau sedang pakai gamis mahal wkwk. Teman saya itu namanya Dilse, perempuan tomboy yang menjadi incaran dakwah saya setiap hari perihal perintah Allah menutup aurat Alasannya selalu sama “belum siap dan ingin jadi diri
sendiri” (seolah saat ini saya adalah Power Rangers). Maka, jalan yang ditempuh
setelah menyampaikan risalah Allah adalah berdoa, mendoakan agar dimudahkan
hatinya dengan syariat.. Aamiin,,
Saya sejujurnya kebingungan tulisan ini
membahas apa. Ini semacam tulisan fiasco yang melambangkan kepayahan pengarangnya.
Mendeskripsikan kampung coklat, menjabarkan sejarah berpakaian saya, meneliti
kandungan coklat, menguraikan karakteristik teman dan kisah pilu dari sepotong
gamis. Tulisan paling terabsurd ini terbentuk mungkin karena jadwal Tes TPA OTO
Bappenas is coming soon wkwkkw
Holistik dari postingan ini, intinya, untuk
wanita yang kerudungnya lumayan menjuntai, saat dibonceng dengan
sepeda motor hati-hati yah! Jangan kalut untuk tetap dibonceng, oleh karena kita tidak
tahu menahu persoalan membawa kendaraan. Nasib kita sama! Mungkin itu cara
Allah untuk menyiapkan kita suami-suami pengertian yang siap mengantar ke pasar
setiap pagi. Wkwkw
Ditulis di : M2M,
disela-sela pengerjaan soal-soal tes numerik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar