Jumat, 03 Februari 2017

RIP Gamis Pertamaku

Good Bye.. I really lost you..
Ke Blitar mengunjungi kampung coklat, mengarungi Jawa Timur bagian wilayah administratif Kabupaten Blitar seharian dan sepulangnya saya hanya ingin mengatakan “Rest In Peace for the first of my gamis, huhuhuhu”

Berbicara seputar gamis, memutuskan memakai gamis tidak lantas membuatku membuang pakaian-pakaian potongan yang ada. Mereka semua kupilah-pilah sesuai dengan pemahamanku tentang validitas sebuah syar’i. Baju dan rok ketat tentu dieliminasi. Perihal jeans, sejak sibuk mengurus Tugas Akhir pas kuliah kemarin memang sudah dimuseumkan semua tanpa sisa, dipulangkan kekampung, disimpan di tempat penyimpangan yang terdalam, semoga dimakan tikus dengan harapan semoga dosa saya saat memakainya juga ikut termakan.. makan yang banyak yah kuss --_--

Kembali ke persoalan blitar. Saya dan teman ke Blitar menggunakan sepeda motor sewaan 50 ribu/ 12 jam (helmnya Alhamdulillah masih gratis but bensinnya kosong..hhh). Sebenarnya niat kesana sama sekali tidak direncanakan dari awal, niat itu baru terbersit pas nasi telur dadar habis di meja sarapan, entahlah mungkin sebatas ingin merefreshkan fikiran sehabis Actual Test kemarin.

Nah jadilah kami ke Blitar dengan sasaran Destinasi Wisata “Kampung Coklat”
Untuk mengetahui rute perjalanan kesana, saya mengandalkan GPS (saya anak PWK UINAM lho dan selalu tersesat dimanapun 0.0). Ngomong-ngomong soal kampung coklat, tempatnya mengasyikkan sekali. Disana ada kebun kakao, terapi ikan, kolam renang, wahana bermain anak-anak, dan terakhir semuanya penuh dengan coklat, ada minuman coklat, mie coklat, cilok coklat, cuma kulit saya saja yang belum coklat..wkwkwk. Soal coklat, saya suka akan tetapi tidak begitu fanatik. Hal yang kuketahui dari artikel kesehatan, coklat itu memiliki antioksidan yang tinggi juga merupakan makanan penghilang rasa galau, membuat pengkonsumsi cokelat merasa nyaman, dapat memperbaiki mood, mengurangi kelelahan sehingga bisa digunakan sebagai obat anti-depresi. Bagi yang resah  menanti datangnya jodoh, banyakin berdoa dan makan coklat yah. wkwkw

Oleh-Oleh Khas Blitar
Pas makan malam di tempat perjalanan pulang, saya baru menyadari kalo gamis yang saya kenakan sudah bolong seperti luka bakar. Kasian..padahal gamis yang kupunya hanya ada dua, alhasil gamis yang satunya menjadi lonely. Sepertinya kena panas mesin motor. Maklum teman yang bawa motornya seperti punya dua nyawa, dan maklum juga pas dibonceng saya suka mengkhayalkan banyak hal, lupa kalau sedang pakai gamis mahal wkwk. Teman saya itu namanya Dilse, perempuan tomboy yang menjadi incaran dakwah saya setiap hari perihal perintah Allah menutup aurat Alasannya selalu sama “belum siap dan ingin jadi diri sendiri” (seolah saat ini saya adalah Power Rangers). Maka, jalan yang ditempuh setelah menyampaikan risalah Allah adalah berdoa, mendoakan agar dimudahkan hatinya dengan syariat.. Aamiin,,

Saya sejujurnya kebingungan tulisan ini membahas apa. Ini semacam tulisan fiasco yang melambangkan kepayahan pengarangnya. Mendeskripsikan kampung coklat, menjabarkan sejarah berpakaian saya, meneliti kandungan coklat, menguraikan karakteristik teman dan kisah pilu dari sepotong gamis. Tulisan paling terabsurd ini terbentuk mungkin karena jadwal Tes TPA OTO Bappenas is coming soon wkwkkw

Holistik dari postingan ini, intinya, untuk wanita yang kerudungnya lumayan menjuntai, saat dibonceng dengan sepeda motor hati-hati yah! Jangan kalut untuk tetap dibonceng, oleh karena kita tidak tahu menahu persoalan membawa kendaraan. Nasib kita sama! Mungkin itu cara Allah untuk menyiapkan kita suami-suami pengertian yang siap mengantar ke pasar setiap pagi. Wkwkw



Ditulis di : M2M, disela-sela pengerjaan soal-soal tes numerik

Tidak ada komentar:

Powered By Blogger