PENGARUH AKTIFITAS PERDAGANGAN DAN JASA
TERHADAP VOLUME LALU LINTAS DI RUAS JALAN
HERTASNING RAYA, KOTA MAKASSAR
Musdalifah Rahman
Jurusan Teknik
Perencanaan Wilayah dan Kota, UIN Alauddin Makassar
ABSTRAK
Penggunaan lahan di sisi ruas jalan Hertasning Raya
merupakan dominasi bangunan komersil berkembang. Aktifitas perdagangan dan jasa
di
ruas jalan ini mampu menghasilkan tarikan mobilisasi penduduk skala besar
sehingga volume lalu lintas di Jalan Hertasning Raya meningkat yang tentunya
berpengaruh pada tingkat pelayanan jalan. Perkembangan pembangunan usaha
perdagangan dan jasa di ruas jalan ini menjadi lebih rumit akibat badan jalan
dijadikan sebagai tempat parkir darurat/ dadakan karena tidak tersedianya lahan
parkir yang memadai oleh pemilik usaha. Selain itu maraknya pedagang kaki lima
yang mengambil lahan untuk menjajakan dagangannya menjadikan lalu lintas
semakin mengalami kelambatan. Hal ini merupakan masalah perkotaan yang
membutuhkan suatu penelitian yang menyingkap seberapa besar pengaruh dari
adanya aktifitas perdagangan dan jasa tersebut terhadap volume lalu lintas di
ruas Jalan Hertasning Raya.
A.
PENDAHULUAN
Salah satu aktifitas kota yang paling mempengaruhi
bangkitan transportasi yakni aktifitas perdagangan dan jasa. Kebutuhan manusia
yang sangat relevan dengan aspek materiil menjadikan pergerakan ekonomi adalah
hal yang kemudian menciptakan konflik dalam sistem transportasi seperti
meningkatnya volume lalu lintas yang tidak diimbangi dengan kapasitas jalan
sehingga mengakibatkan tundaan perjalanan. Pertumbuhan ekonomi memiliki
keterkaitan dengan transportasi, karena akibat pertumbuhan ekonomi maka mobilitas
seseorang meningkat dan kebutuhan pergerakannya pun menjadi meningkat melebih
kapasitas prasarana transportasi yang tersedia. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
transportasi dan perekonomian memiliki keterkaitan yang erat.
Beberapa ruas jalan di Kota Makassar yang mengalami
perkembangan signifikan dalam hal peningkatan volume lalu lintas salah satunya yakni
Jalan Hertasning Raya. Letak ruas jalan ini dinilai cukup strategis karena
menghubungkan wilayah administratif Kota Makassar dan Kabupaten Gowa. Penggunaan lahan di sisi ruas
jalan Hertasning Raya merupakan dominasi bangunan komersil berkembang. Perkembangan
pembangunan usaha perdagangan dan jasa baik usaha besar maupun kecil di ruas
jalan ini menjadi lebih rumit akibat badan jalan
dijadikan sebagai tempat parkir darurat/ dadakan karena tidak tersedianya lahan
parkir yang memadai oleh pemilik usaha. Selain itu maraknya pedagang kaki lima
(usaha ilegal) yang mengambil lahan untuk menjajakan dagangannya menjadikan
lalu lintas semakin mengalami kelambatan (delay),
bahkan pada jam-jam tertentu kendaraan yang melintas berhenti (stop) terutama
pada pukul 07.00-08.00 pagi serta pukul 17.00-18.00 sore.
Berangkat dari permasalahan tersebut timbul
pertanyaan seberapa kuatkah pengaruh yang dihasilkan dari aktifitas perdagangan
dan jasa terhadap volume lalu lintas di ruas Jalan Hertasning Raya sehingga
perlu adanya suatu masukan terhadap kinerja kebijakan tata ruang terhadap
penataan guna lahan yang tentunya dapat berimbas terhadap sistem transportasi.
B.
METODOLOGI PENELITIAN
1.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi
penelitian yakni di Ruas Jalan Hertasning Raya yang berada dalam wilayah
administatif Kecamatan Rappocini, Kota Makassar. Adapun waktu yang digunakan
untuk menyeleseikan penelitian ini baik dalam tahap perampungan data, proses
mengolah data hingga perumusan output penelitian yakni dilakukan selama tiga
bulan yang dimulai dari Bulan Juni sampai dengan Bulan Agustus tahun 2015.
2.
Jenis dan Sumber Data
Jenis
data dalam penelitian ini yakni terbagi atas jenis data kualitatif dan
kuantitatif. Adapun berdasarkan sumbernya, data dalam penelitian ini
diklasifikasikan ke dalam dua golongan yakni sumber data primer dan data
sekunder. Data-data
primer dalam penelitian ini meliputi karakteristik ruas Jalan Hertasning Raya, jumlah
kendaraan, waktu tempuh kendaraan, jumlah bangunan komersial, jumlah pengunjung
pada tiap jenis bangunan komersial dan karakteristik pedagang kaki lima. Adapun data-data sekunder dalam
penelitian ini bersumber dari Badan Pusat
Statistik, Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kota Makassar dan Dinas Perhubungan
Kota Makassar meliputi data letak geografis dan administratif,
data demografi, kondisi sistem transportasi dan perkembangan jumlah bangunan
perdagangan dan jasa di Kota Makassar.
3.
Metode Analisis Data
a.
Analisis Karakteristik Lalu Lintas
Dalam perhitungan volume lalu lintas, diperlukan
satuan pembanding untuk kendaraan di Indonesia menurut Indonesia Hinghway
Capacity Manual (IHCM), yang dinyatakan dalam Satuan Mobil Penumpang (SMP)
yaitu angka jenis kendaraan dimana setiap kendaraan tertentu terhadap mobil
penumpang. Analisis ini merupakan analisis pertama yang dilakukan dalam
penentuan kinerja ruas jalan. Berdasarkan penyesuaian kendaraan terhadap satuan
mobil penumpang, volume lalu lintas dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut;
Kecepatan lalu lintas pada suatu lokasi jalan
tergantung pada beberapa faktor yang berhubungan dengan kondisi daerah setempat.
Besaran ini sangat bervariasi tiap jam per hari, pada setiap bulan per tahun
dan karakternya berubah-ubah. Karakteristik kecepatan kendaraan diwaktu-waktu
sibuk dengan waktu-waktu tidak sibuk pada jalur jalan seringkali berbeda dari
waktu ke waktu.
Keterangan :
V
= Kecepatan
lalu lintas (m/detik)
d = Jarak tempuh (m)
t = Waktu tempuh (detik)
Karakteristik
arus lainnya yang penting adalah kerapatan lalu lintas. Kerapatan adalah
rata-rata jumlah kendaraan per satuan panjang jalan. Adapun persamaan umum
kerapatan lalu lintas yakni dengan melihat rumus berikut;
Keterangan ;
D
= kerapatan lalu lintas (smp/m)
Q
= Volume lalu lintas(spm)
V =
Kecepatan (m)
b.
Analisis
Kapasitas Jalan
Kapasitas
suatu ruas jalan adalah hasil perkalian antara kapasitas, kapasitas dasar (C0)
yaitu kapasitas pada kondisi tertentu (ideal) dan faktor-faktor penyesuaian
(F), dengan memperhitungkan pengaruh kondisi lapangan terhadap kapasitas.
Bentuk model kapasitas adalah sebagai berikut:
c.
Analisis
Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan (DS) didefinisikan sebagai rasio
arus terhadap kapasitas, digunakan sebagai faktor utama dalam menentukan
tingkat pelayanan kinerja dan ruas jalan yang diteliti, nilai derajat kejenuhan
menunjukan apakah ruas tersebut menunjukkan masalah kapasitas atau tidak.
Adapun persamaan derajat kejenuhan yakni sebagai berikut;
Keterangan :
Q = Volume lalu lintas (smp/jam)
C = Kapasitas Jalan Kota
d.
Analisis Tingkat Pelayanan Ruas Jalan
Terdapat dua definisi tentang tingkat pelayanan
suatu ruas jalan perkotaan yakni sebagai berikut;
1)
Tingkat
Pelayanan (tergantung arus)
Hal ini berkaitan dengan kecepatan operasional atau
fasilitas jalan, tergantung pada perbandingan antara ruas terhadap kapasitas.
Oleh karena itu, tingkat pelayanan suatu jalan tergantung pada ruas arus lalu
lintas. Definisi ini digunakan oleh hinghway capacity manual mempunyai 6
buah tingkat pelayanan yaitu :
A
: arus bebas
B
: arus stabil untuk jalan kota
C
: arus stabil untuk jalan perkotaan
D
: arus mulai tidak stabil
E
: arus tidak stabil (tersendat-sendat)
2)
Tingkat Pelayanan
(tergantung fasilitas)
Hal ini sangat tergantung pada jenis
fasilitas, bukan arusnya. Jalan bebas hambatan mempunyai tingkat pelayanan
tinggi, sedangkan jalan yang sempit mempunyai tingkat pelayanan yang rendah.
e.
Analisis Uji
Korelasi
Analisis ini merupakan salah satu cara untuk mengkaji keterkaitan
antara faktor yang berpengaruh antara koefisien korelasi (r). Dimana analisis
ini digunakan untuk menentukan korelasi antara variabel tidak bebas dengan
variabel bebas dengan rumus berikut ini :
Pedoman interpretasi koefisien korelasi antar
variabel yang diuji mengacu pada pedoman sebagai berikut;
Keterangan :
r = Rata-rata korelasi
n = Jumlah Variabel
Y = Volume Lalu Lintas
∑ = Total Jumlah
Dengan variabel yang digunakan yaitu :
X Variabel bebas
dengan variabel yang digunakan yaitu :
ü
X1 =
Jumlah Bangunan Perdagangan Barang
ü
X2 =
Jumlah Bangunan Perdagangan Jasa
ü
X3 =
Jumlah Pengunjung Aktivitas Perdagangan Barang
ü
X4 =
Jumlah Pengunjung Aktivitas Perdagangan Jasa
Y =
Volume lalu lintas
Hasil dari analisis ini yakni sebagai berikut;
1)
Jika r = 0 atau mendekati 0, maka hubungan antara
kedua variabel sangat lemah atau tidak terdapat hubungan sama sekali
2)
Jika r = 1 atau mendekati 1, maka hubungan kedua
variabel sangat kuat dan positif.
3)
Jika r = -1 atau mendekati –1, maka hubungan
antara kedua variabel sangat kuat dan negatif. (Suegiyono,
2005,215)
f.
Analisis Karakteristik Pedagang Kaki Lima
Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh keberadaan pedagang kaki lima dalam sistem arus lalu lintas di lokasi
penelitian. Pada analisis ini menggunakan 20 sampel pedagang kaki lima yang
dianggap mewakili keseluruhan pedagang kaki lima yang beroperasi di sisi ruas
jalan Hertasning Raya. Untuk menentukan jumlah kelas yang didasarkan variabel
yang digunakan yaitu variabel aspek ruang aktivitas pedagang kaki lima, aspek
aktivitas pedagang kaki lima dan aspek pergerakan konsumen.
Berdasarkan pada hasil perhitungan kelas, maka didapatkan
3 kelas pengaruh yakni sebagai berikut;
1)
Untuk
skala dengan bobot satu digunakan untuk menyatakan bahwa karakteristik PKL
kurang mempengaruhi sirkulasi lalu lintas
2)
Untuk
skala dengan bobot dua untuk menyatakan bahwa karakteristik PKL mempengaruhi
sirkulasi lalu lintas
3)
Untuk
skala dengan bobot tiga untuk menyatakan bahwa karakteristik PKL sangat
mempengaruhi sirkulasi lalu lintas.
Nilai Range = (∑skor terbesar-∑skor terkecil) / 3
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Analisis
Kinerja Ruas Jalan
a. Kelas
Hambatan Samping : Analisis ini menunjukkan bahwa hambatan samping
di ruas jalan ini termasuk dalam kelas kategori tinggi (H) dengan kondisi
khusus daerah komersial yang memiliki aktivitas jalan yang tinggi. Jika kelas
hambatan samping ini diorientasikan ke dalam karakteristik ruas jalan
Hertasning Raya yang memiliki bahu jalan rata-rata ±1,0 meter maka nilai
hambatan samping ruas jalan Hertasning Raya yakni senilai 0.92.
b. Analisis Volume
Lalu Lintas : Dengan melihat informasi hasil analisis volume lalu
lintas harian di Ruas Jalan Hertasning Raya dapat diketahui bahwa berdasarkan
segmen, volume tertinggi berada pada segmen III dengan rata-rata volume lalu
lintas harian yakni 2.930 smp/jam sedangkan berdasarkan hari pengamatan, Hari
Senin merupakan puncak volume lalu lintas tertinggi dengan rata-rata volume
lalu lintas harian yakni 8.745 smp/ jam. Dengan memperhatikan lampiran 10-18
diketahui pula, bahwa volume lalu lintas pada arah lalu lintas I (Arah
Gowa-Makassar) lebih tinggi dibandingkan dengan arah lalu lintas II (Arah
Makassar-Gowa).
c. Analisis
Kecepatan Lalu Lintas : Pada arah lalu lintas I (arah Gowa-Makassar),
kecepatan rata-rata kendaraan ringan yakni 50.56 km/jam, kendaraan berat 46.33
km/jam dan sepeda motor 82.24. Sedangkan pada arah lalu lintas 2 (arah
Makassar-Gowa, kecepatan rata-rata kendaraan ringan yakni 55,48 km/jam,
kendaraan berat 45,07 km/jam dan sepeda motor 75,31 km/jam. Kecepatan tertinggi
berdasarkan jenis kendaraan yakni kendaraan jenis sepeda motor dan kendaraan
berat merupakan jenis kendaraan dengan kecepatan terendah.
d. Analisis
Kapasitas : kapasitas ruas jalan Hertasning Raya yakni sejumlah
3.036 smp/jam dengan nilai kapasitas dasar 3.330, faktor lebar lajur 0,92,
faktor pemisah arah 1,00, faktor hambatan samping 0,92 dan faktor ukuran kota
1,00.
e. Analisis
Derajat Kejenuhan : Dengan mengacu pada nilai volume lalu lintas dan
kapasitas jalan maka didapat nilai derajat kejenuhan di ruas jalan Hertasning
Raya berdasarkan segmen jalan dimana nilai derajat kejenuhan pada segmen I
yakni 0.95, segmen II senilai 0,96 dan segmen III sejumlah 0.97 sehingga
didapatkan nilai derajat kejenuhan rata-rata 0,96.
f. Analisis
Tingkat Pelayanan Jalan : Menentukan kategori tingkat pelayanan ruas
jalan Hertasning Raya mengacu pada nilai derajat kejenuhan dari ruas jalan in
dimana ruas jalan ini masuk dalam kategori E untuk nilai 0.85-1.00. Tingkat
pelayanan ruas Jalan Hertasning Raya yang berada pada kategori E menunjukkan
volume lalu lintas sudah mendekati kapasitas ruang jalan, kecepatan kira-kira
lebih rendah dari 40 km/jam dan pergerakan lalu lintas kadang terhambat.
2. Uji
Korelasi Pengaruh Aktifitas Perdagangan dan Jasa Terhadap Volume Lalu Lintas di
Ruas Jalan Hertasning Raya
Dalam
analisis ini akan dilakukan pengujian beberapa indikator untuk sub perdagangan
dan jasa meliputi pengunjung dan jumlah bangunan perdagangan dan jasa yang
diklasifikasikan menjadi bisnis perdagangan barang dan bisnis perdagangan jasa.
Selanjutnya dari hasil analisis
penilaian dengan menggunakan analisis korelasi akan di dapatkan faktor apakah
yang paling berpengaruh terhadap hubungan masing-masing variabel yang ditinjau
dari data yang diperoleh sehingga dijadikan dasar dalam menilai masing- masing
indikator berdasarkan masing-masing variabel yang telah di nilai. Adapun
indikator faktor yang mempengaruhi volume lalu lintas di ruas Jalan Hertasning
Raya dapat di lihat pada tabel 4 berikut :
Pada
tabel 4 terdapat empat variabel bebas yang akan dilakukan korelasi dengan
variabel terikat meliputi variabel Y (volume lalu lintas) dengan
variabel/indikator pengunjung bisnis perdagangan barang (X1),
pengunjung bisnis perdagangan jasa (X2), jumlah bangunan bisnis
perdagangan barang (X3) dan jumlah bangunan bisnis perdagangan jasa (X4)
Dari hasil uji
korelasi masing-masing variabel maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh volume
lalu lintas terhadap berkembangnya bisnis perdagangan jasa memiliki nilai
koefisien korelasi kategori kuat. Hal ini berarti kita artikan secara aktual bahwa berkembangnya
bisnis perdagangan jasa menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
lalu lintas di Ruas Jalan Hertasning Raya, dengan munculnya bisnis perdagangan
jasa misalnya saja rumah makan, bengkel, warnet dan cafe akan menjadi peluang
dan akan sangat berpotensi timbulnya kemacetan lalu lintas karena aktivitas
pengunjung tiap harinya akan meningkat. Oleh karena itu di dalam penanganan
spasial khususnya di daerah perkotaan memang kondisi ini tidak dapat di hindari
namun perencanaan ruang yang lebih aspiratif dengan penerapan etika keruangan
seperti penyesuaian antara volume dan kapasitas ruas jalan perlu di perhatikan
karena jumlah penduduk yang semakin meningkat, dan penyediaan tempat-tempat
parkir khusus untuk bangunan komersial, agar kedepannya jika perkembangan
bangunan komersial khususnya dalam bisnis perdagangan jasa meningkat tidak
mengganggu lalu lintas di sekitar jalan tersebut.
3. Analisa
Pendekatan dan Penanganan dalam Meminimalisir Konflik Lalu Lintas yang
dipengaruhi oleh Aktifitas Perdagangan dan Jasa di Ruas Jalan Hertasning Raya
Pendekatan
dan penanganan sehubungan dengan peningkatan kualitas transportasi
khususnya di Ruas Jalan Hertasning Raya menggunakan pendekatan dua aspek yakni
pendekatan aktifitas guna lahan dan pendekatan lalu lintas. Penanganan ini
merupakan alternatif yang dapat direalisasikan di lokasi penelitian maupun ruas
jalan utama di perkotaan. Alternatif
arahan ini dimaksudkan untuk mencapai sinergitas antara sirkulasi lalu lintas
dan aktifitas guna lahan di ruas Jalan Hertasning Raya, dimana meliputi arahan
perparkiran bangunan komersial, tindak tegas pemerintah, aturan lalu lintas,
penertiban lalu lintas dan penertiban pedagang kaki lima yang menggunakan badan
jalan sebagai area melakukan transaksi jual beli. Adapun kedua pendekatan
arahan-arahan ini dijabarkan pada tabel 38 berikut;
Tabel
6
Alternatif Pendekatan dan
Penanganan dalam Meminimalisir
Konflik Lalu Lintas yang
dipengaruhi oleh Aktifitas Perdagangan dan Jasa di Ruas Jalan Hertasning Raya
D.
PENUTUP
Adapun
kesimpulan yang menjadi jawaban atas rumusan masalah dalam penelitian ini yakni
sebagai berikut;
1. Kinerja ruas jalan Hertasning Raya saat ini memiliki nilai indeks tingkat pelayanan jalan
yang berada pada kategori E yaitu volume lalu lintas sudah mendekati
kapasitas ruas jalan, kecepatan kira-kira lebih rendah dari 40 km/jam dan
pergerakan lalu lintas kadang terhambat.
Jika dilakukan korelasi dengan bangunan perdagangan dan jasa, dari hasil uji
diketahui bahwa faktor yang paling berpengaruh (kuat) terhadap lalu lintas di
ruas Jalan Hertasning Raya adalah jumlah pengunjung bangunan komersial yaitu
pergerakan pengunjung perdagangan barang dengan nilai bobot 0.97 atau terdapat
hubungan yang sangat kuat. Sedangkan dalam hasil analisis pedagang kaki lima,
diketahui bahwa keberadaan pedagang kaki lima masuk dalam kategori cukup
mempengaruhi sirkulasi lalu lintas di ruas Jalan Hertasning Raya.
2. Dalam
meminimalisir kemacetan lalu lintas yang diakibatkan oleh perdagangan dan jasa
yakni dengan menggunakan pendekatan guna lahan (aktivitas) antara lain setiap
bangunan bisnis perdagangan dan jasa di ruas Jalan Hertasning Raya sebaiknya
dilengkapi dengan fasilitas parkir yang memadai, tidak boleh ada kendaraan yang
parkir di badan jalan, pemerintah perlu membuat peraturan yang serius mengenai
penanganan area yang digunakan oleh pedagang kaki lima. Selain pendekatan guna
lahan juga perlu dilakukan pendekatan sistem trip dimana perlu dilakukan
penanganan mengenai pergerakan kendaraan berat (HV) jenis truck di ruas Jalan
Hertasning Raya.
Adji Adisasmita,
Sakti., 2012, Perencanaan Infrastruktur
Transportasi Wilayah, Yogyakarta
: Graha Ilmu.
Adji Adisasmita,
Sakti., 2011, Perencanaan Pembangunan
Transportasi, Yogyakarta : Graha
Ilmu.Departemen Pekerjaan Umum ( DPU ), 1997, Manual
Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) : Direktorat Jenderal Bina Marga.
Akhmad,
2010, Kinerja Ruas Jalan Arteri di Kota
Makassar, Tesis Program Studi
Teknik Perencanaan Transportasi,
Makassar
Departemen Agama RI. Alquran dan Terjemahan. Pelita IV, Jakarta, 2002
Miro, Fidel., 2004, Perencanaan
Sistem Transportasi, Bandung : Erlangga.
Miro, Fidel., 1997, Sistem
Transportasi Kota, Bandung : Tarsito.
Morlok,
Edward K., Pengantar Teknik dan
Perencanaan Transportasi, Jakarta : Erlangga
Munawar,
Halim., 2005, Dasar-Dasar Teknik
Transportasi, Jogjakarta : Beta Offset.
Putranto, Leksmono., 2013, Rekayasa Lalu Lintas, Bhrata Karya Aksara
: Jakarta.
Salim, Abbas, 2008, Manajemen Transportasi,
Jakarta : PT Rajagrafindo Persada
Sugiyono, DR, 2006, Metode Penelitian
Administrasi, Bandung : Alfabeta.
Tamin, Ofyar.Z, 2000, Perencanaan dan Permodelan
Transportsi, Edisi 2, Institut Teknologi Bandung : Bandung.
UIN Alauddin
Makassar, 2013, Pedoman Penulisan Karya
Tulis Ilmiah, Alauddin Press, Makassar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar