Ruang Lingkup Uji Stereoskopik
Stereoskopi
(juga disebut stereoskopik) adalah sebuah teknik untuk membuat atau menampilkan ilusi mendalam pada sebuah
gambar dalam arti stereopsis untuk penglihatan binokular. Pengamatan
Stereoskopis adalah suatu kegiatan interpretasi suatu gambar/ citra/ foto udara
dengan menggunakan alat bantu yang bernama stereoskop. Kata stereoskopi berasal
dari kata dari kata stereos berarti "padat". Gambar stereoskopik
apapun yang diamati dengan stereoskopik disebut sebagai stereogram. Awalnya,
stereogram merujuk kepada sepasang gambar stereo yang dapat dilihat menggunakan stereoskop.
Sebagian
besar metode stereoskopik menghadirkan dua gambar terpisah untuk mata kiri dan
kanan pengamatnya. Gambar dua dimensi tersebut kemudian dikombinasikan
dalam otak untuk memberikan persepsi kedalaman 3D. Teknik tersebut
berbeda dengan display 3D yang menyimpan
sebuah gambar dalam bentuk tiga dimensi utuh, yang
membuat pengamat meningkatkan informasi tentang objek-objek 3 dimensi yang
disimpan oleh kepala dan gerak mata.
Gambar
1. Uji Stereoskopik
|
Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam
kegiatan praktikum ini yakni sebagai berikut;
1.
Stereoskop
2.
Alat Tulis
3.
Gambar Stereoscopic Vision Test
4.
Gambar Uji Stereoskopis Kata yang Tersembunyi
5.
Foto Udara (dengan warna palsu)
Hasil Pengamatan
1. Stereoscopic
Vision Test
Pada uji stereoscopic dengan menggunakan gambar Courtesy
Carl Zeiss ini, stereoskop menyatukan dua
gambar bertampalan sehingga seolah-olah hanya mengamati 1 gambar saja. Untuk mendapatkan penglihatan yang
dimana kedua objek menyatu, jarak antara kedua lensa stereoskop perlu
diperbaiki sampai menemukan posisi yang pas. Adapun hasil urutan posisi
sub-objek dalam objek lingkaran yang telah mengalami penyatuan yakni sebagai
berikut;
2. Uji Stereoskopis
Kata yang Tersembunyi
Pada uji ini, disediakan gambar Sim dan
Hall (1956), yang tidak memiliki bentuk yang beraturan dan diarahkan untuk
menemukan kata yang tersembunyi didalamnya, seperti dapat dilihat pada gambar 3
berikut;
Pada hasil pengamatan, pengamat stereogram sama sekali tidak
menemukan kata didalamnya. Namun pengamat melihat banyak huruf-huruf yang tidak
sempurna dan saling terpisah seperti huruf C, K, S, I, dan L.
3.
Uji Kesensitifan
Mata Terhadap Warna
Pada foto udara yang disediakan,
peserta praktikum diarahkan untuk melakukan deliniasi sesuai dengan warna dan
karakter. Untuk foto udara dengan pewarnaan tidak asli yang diberikan,
didapatkan bahwa dalam perihal pewarnaan, foto citra tersebut dapat dibedakan
menjadi 6 zona dengan warna yang hampir mirip tapi berbeda. Adapun keenam zona
dengan keterangan warna adalah sebagai berikut;
a.
Zona
1 = Putih
b.
Zona
2 = Putih Campur Abu
c.
Zona
3 = Abu Muda
d.
Zona
4 = Abu Sedang
e.
Zona
5 = Abu Tua (Gelap)
f.
Zona
6 = Abu Sangat Gelap
Untuk perihal karakter (tekstur), dalam
foto udara tersebut juga dibagi ke dalam tekstur halus, tekstur halus kasar dan
tekstur kasar. Setelah mengetahui perbedaan dari segi warna dan karakter maka
untuk menentukan penutupan lahannya, pengamat belum dapat mengindera hal
tersebut.
Kesimpulan
Seseorang yang melakukan kegiatan
penginderaan jauh perlu memiliki penglihatan normal, teliti dan dapat
membedakan warna hingga tekstur gambar. Dengan pengamatan dibawah stereoskop,
maka kita dapat lebih mampu memahami objek stereogram.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar