Selasa, 18 Juni 2019

Pengenalan Penginderaan Jauh (Uji Stereoskopik)


Ruang Lingkup Uji Stereoskopik

Stereoskopi (juga disebut stereoskopik) adalah sebuah teknik untuk membuat atau menampilkan ilusi mendalam pada sebuah gambar dalam arti stereopsis untuk penglihatan binokular. Pengamatan Stereoskopis adalah suatu kegiatan interpretasi suatu gambar/ citra/ foto udara dengan menggunakan alat bantu yang bernama stereoskop. Kata stereoskopi berasal dari kata dari kata stereos berarti "padat". Gambar stereoskopik apapun yang diamati dengan stereoskopik disebut sebagai stereogram. Awalnya, stereogram merujuk kepada sepasang gambar stereo yang dapat dilihat menggunakan stereoskop.

Sebagian besar metode stereoskopik menghadirkan dua gambar terpisah untuk mata kiri dan kanan pengamatnya. Gambar dua dimensi tersebut kemudian dikombinasikan dalam otak untuk memberikan persepsi kedalaman 3D. Teknik tersebut berbeda dengan display 3D yang menyimpan sebuah gambar dalam bentuk tiga dimensi utuh, yang membuat pengamat meningkatkan informasi tentang objek-objek 3 dimensi yang disimpan oleh kepala dan gerak mata.
Gambar 1. Uji Stereoskopik

Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum ini yakni sebagai berikut;
1.          Stereoskop
2.         Alat Tulis
3.         Gambar Stereoscopic Vision Test
4.        Gambar Uji Stereoskopis Kata yang Tersembunyi
5.         Foto Udara (dengan warna palsu)

Hasil Pengamatan
1.      Stereoscopic Vision Test
Pada uji stereoscopic dengan menggunakan gambar Courtesy Carl Zeiss ini, stereoskop menyatukan dua gambar bertampalan sehingga seolah-olah hanya mengamati 1 gambar saja. Untuk mendapatkan penglihatan yang dimana kedua objek menyatu, jarak antara kedua lensa stereoskop perlu diperbaiki sampai menemukan posisi yang pas. Adapun hasil urutan posisi sub-objek dalam objek lingkaran yang telah mengalami penyatuan yakni sebagai berikut;

2.       Uji Stereoskopis Kata yang Tersembunyi
Pada uji ini, disediakan gambar Sim dan Hall (1956), yang tidak memiliki bentuk yang beraturan dan diarahkan untuk menemukan kata yang tersembunyi didalamnya, seperti dapat dilihat pada gambar 3 berikut;

Pada hasil pengamatan, pengamat stereogram sama sekali tidak menemukan kata didalamnya. Namun pengamat melihat banyak huruf-huruf yang tidak sempurna dan saling terpisah seperti huruf C, K, S, I, dan L.

3.          Uji Kesensitifan Mata Terhadap Warna
Pada foto udara yang disediakan, peserta praktikum diarahkan untuk melakukan deliniasi sesuai dengan warna dan karakter. Untuk foto udara dengan pewarnaan tidak asli yang diberikan, didapatkan bahwa dalam perihal pewarnaan, foto citra tersebut dapat dibedakan menjadi 6 zona dengan warna yang hampir mirip tapi berbeda. Adapun keenam zona dengan keterangan warna adalah sebagai berikut;
a.    Zona 1 = Putih
b.   Zona 2 = Putih Campur Abu
c.    Zona 3 = Abu Muda
d.   Zona 4 = Abu Sedang
e.    Zona 5 = Abu Tua (Gelap)
f.     Zona 6 = Abu Sangat Gelap
Untuk perihal karakter (tekstur), dalam foto udara tersebut juga dibagi ke dalam tekstur halus, tekstur halus kasar dan tekstur kasar. Setelah mengetahui perbedaan dari segi warna dan karakter maka untuk menentukan penutupan lahannya, pengamat belum dapat mengindera hal tersebut.

Kesimpulan
Seseorang yang melakukan kegiatan penginderaan jauh perlu memiliki penglihatan normal, teliti dan dapat membedakan warna hingga tekstur gambar. Dengan pengamatan dibawah stereoskop, maka kita dapat lebih mampu memahami objek stereogram.



Tidak ada komentar:

Powered By Blogger